Detail Post

Acacia decurrens

25 September 2020 / Admin / , , / 1898 Kali Dilihat / 0 Komentar

Acacia decurrens merupakan jenis tanaman berkayu dari genus akasia yang berasal dari Australia. Oleh karena itu jenis ini termasuk jenis asing di Indonesia. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, Acacia decurrens mulai mendapat perhatian paska erupsi Gunung Merapi tahun 2006 di mana setelah erupsi tersebut, jenis tanaman ini mendominasi kawasan Kaliadem di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Paska erupsi Merapi tahun 2010, jenis ini semakin mendapat perhatian serius karena merubah struktur komposisi vegetasi kawasan. Sebelum erupsi, Kawasan TNGM memiliki susunan vegetasi yang beragam, mulai dari rasamala, puspa, casuarina dan pinus, namun saat ini menjadi murni tegakan Acacia decurrens (Sutomo, 2019). Klasifikasi Ilmiah: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Sub Famili : Mimosoideae Genus : Acacia Spesies : Acacia decurrens atau sinomin Acacia mollisima Willd. Ciri-Ciri Morfologi: Acacia decurrens merupakan jenis fast growing species atau pohon yang tumbuh cepat. Berhabitus perdu dengan tinggi 3-8 m. Batangnya berkayu, bulat, bercabang, diameter antara 20-30 cm dan berwarna hijau. Kulit kayunya berwarna coklat sampai abu-abu tua dan licin sampai sangat pecah secara longitudinal dengan tanda flensa intermodal yang mencolok. Anak cabang memiliki punggung memanjang di sepanjang mereka yang unik untuk spesies. Daunnya majemuk, bentuk malai di ketiak daun, bulat. Panjang tangkai kurang lebih 50 mm, berwarna kuning. Ujung daun muda berwarna kuning. Daun majemuk tingkat dua tersusun bergantian dengan warna hijau tua di kedua sisinya. Stipula kecil atau tidak sama sekali. Pangkal tangkai daun membengkak membentuk pulvinus. Bilah daun bipinnate. Rachis memiliki panjang 20–120 mm, bersudut dan tidak berbulu. Bunga kecil berwarna kuning atau kuning keemasan dengan panjang 5-7 mm dan panjang 60–110 mm ketiak daun atau malai terminal. Buah berupa polong, majemuk, masih muda berwarna hijau, setelah tua berwarna coklat kehitaman. Bijinya kecil, bulat, pipih, coklat kehitaman. Akar berupa akar tunggang yang berwarna putih kotor. Habitat: Acacia decurrens tumbuh di pesisir beriklim sedang hingga sejuk di pedalaman tetapi tidak di daerah kering atau panas di pedalaman New South Wales. Curah hujan tinggi antara 600-1400 mm per tahun. Selain itu, Acacia decurrens juga toleran terhadap berbagai kondisi tempat tumbuh. Catatan: Acacia decurrens dapat berpotensi invasif. Jenis ini dapat tumbuh baik sekali terutama setelah kebakaran atau erupsi gunung berapi. Di kawasan TNGM setelah erupsi Merapi tahun 2006 dan 2010, Acacia decurrens diketahui mendominasi kawasan dan mendesak jenis-jenis local yang sebelumnya bersama-sama menyusun komposisi vegetasi kawasan. Statusnya saat ini masih sebagai hama, belum sebagai jenis asing invasif, namun tetap tidak disarankan ditanam sebagai tanaman penghijauan.



Post Terkait

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.94/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang Jenis Invasif

Peraturan Menteri Lingkungan H...

Pemerintah RI, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan...

28 September 2020 / 0

Jenis Asing Invasif JAI

Jenis Asing Invasif JAI...

Mungkin di antara kita ada yang sudah sering atau pernah mendengar...

28 September 2020 / 0


Tinggalkan Komentar