Detail Post

Beringin: Mitos dan Filosofinya Bağı Masyarakat Jawa

21 September 2020 / Admin / , , , / 18069 Kali Dilihat / 0 Komentar

Beringin (Ficus benjamina) merupakan salah satu jenis pohon yang banyak dimitoskan berpenunggu atau dihuni oleh makhluk-makhluk ghaib, seperti genderuwo. Beberapa kelompok masyarakat tertentu juga sering memberikan sesaji di bawah pohon beringin, yang semakin menguatkan adanya mitos bahwa pohon beringin berpenghuni. Hal ini sebenarnya tidak lepas dari habitus beringin yang berupa pohon dengan perawakan besar dan tajuk yang rapat yang menimbulkan kesan seram. Ditambah lagi dengan permukaan batang pohon beringin yang kasar dan beralur-alur, juga akar gantungnya yang menjulur dari cabang-cabangnya ke tanah, semakin menambah kesan seram pohon ini di mata masyarakat. Beringin merupakan spesies dari keluarga Ficus yang perakarannya mampu menyimpan air, karena itu sering digunakan sebagai tanaman konservasi air. Di sekitar pohon beringin sering ditemukan mata air. Hal ini dikarenakan, seperti akar-akar pepohonan dari keluarga Ficus, akar-akar pohon beringin memiliki kemampuan menyimpan air lebih banyak dari perakaran jenis-jenis pohon lain. Dengan kemampuannya menyimpan air tersebut, maka lama-kelamaan akan muncul mata air-mata air di sekitar pohon beringin. Pohon beringin layak dilestarikan. Masyarakat jaman dahulu seringkali kesulitan menjelaskan konsep-konsep semacam itu. Karena itu, diciptakanlah mitos-mitos yang lebih mudah diceritakan. Salah satu mitos pohon beringin adalah bahwa pohon ini berpenunggu atau dihuni oleh makhluk ghaib berupa genderuwo. Apabila pohon beringin dirusak atau ditebang, maka penunggunya (genderuwo tersebut) akan marah. Dengan mitos tersebut, maka masyarakat menjadi tidak berani menebangnya sehingga mata air-mata air yang berada di sekitarnya tetap lestari. Susunan Taksonomi Adapun susunan taksonomi beringin adalah sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Urticales Famili : Moraceae Genus : Ficus Subgenus : Conosycea Spesies : Ficus benjamina Ciri-Ciri Morfologis: Pohon beringin berakar tunggang. Perakarannya berbentuk mirip jaring yang berfungsi sebagai safety nutrition network atau jaring pengaman nutrisi yang tersebar di tanah. Selain akar tersebut, beringin juga memiliki akar gantung yang tumbuh dari percabangannya. Akar gantung pada pohon beringin berfungsi untuk respirasi atau pernapasan. Akar gantung ini tumbuh ke bawah dan masuk ke dalam tanah untuk menyerap nutrisi dan juga air. Batang beringin berbentuk silindris, bertekstur kasar dan memiliki percabangan sympodial. Batang sympodial adalah batang yang memiliki banyak percabangan tanpa memiliki satu cabang utama. Diamater batang pohon beringin dapat mencapai hingga 2 m. Tinggi pohon beringin dapat mencapai hingga 25 m. Daun beringin berbentuk oval dengan bagian ujung meruncing dan pangkalnya tumpul. Pertumbuhan daunnya berseling dan tulang daunnya menyirip. Beringin menghasilkan bunga berjenis tunggul yang tumbuh di ketiak daun atau cauliflora. Bentuk tangkai bunga beringin silindris dengan kelopak mirip corong dan berwarna hijau. Mahkota bunganya bulat dan berwarna kuning kehijauan. Buah beringin merupakan buah semu atau fig yang berwarna hijau pada saat masih muda. Tajuk pohon beringin berbentuk bulat dan melebar, sehingga pohon beringin sering dimanfaatkan sebagai pohon peneduh di taman-taman kota atau di alun-alun. Habitat Pohon beringin tumbuh di hutan-hutan tropis, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian hingga 600 m dpl. Beringin juga termasuk jenis pohon yang dapat tumbuh dan beradaptasi dengan tempat-tempat yang sulit, seperti misalnya di pegunungan kapur/karst. Perakaran beringin mampu menembus bebatuan dan celah-celah batu kapur. Beringin juga dapat beradaptasi dengan berbagai jenis tanah, mulai dari tanah liat, berpasir, asam, basa, basah ataupun tempat yang kering. Manfaat Pohon beringin banyak dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh di taman-taman kota ataupun di alun-alun. Sistem perakarannya yang dapat menyimpan air dengan baik juga membuat beringin dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi air dan ditanam di sekitar kawasan mata air atau sumber-sumber air. Filosofi Pohon Beringin Bagi Masyarakat Jawa Pohon beringin merupakan salah satu pohon yang memiliki nilai filosofis bagi masyarakat Jawa, khususnya masyarakat Yogyakarta. Pohon beringin menjadi ciri khas alun-alun Kraton Yogyakarta. Beringin melambangkan pengayoman, keadilan dan sifat abadi. Juga melambangkan “manunggaling kawula Gusti” atau “bersatunya manusia dengan Tuhannya” atau “bersatunya rakyat dengan pemimpinnya”. Akar gantung beringin yang menjuntai dari atas ke bawah (tanah) melambangkan bahwa manusia harus selalu mengingat asal usulnya darimana dia berasal. Asal-usul bisa berarti tempat asal (kebudayaan) atau bisa juga asal-usul bahwa manusia diciptakan Tuhan dari tanah. (Dari berbagai sumber)



Post Terkait

Acacia leucophloea

Acacia leucophloea...

Nama lain Acacia leucophloea di antaranya yaitu: opilan, pèlang...

25 September 2020 / 0

Beringin

Beringin ...

Beringin (Ficus benjamina) merupakan tumbuhan dari keluarga Ficus...

22 September 2020 / 0


Tinggalkan Komentar