Detail Post

Ingas: Pohon Bergetah Panas

09 Oktober 2020 / Admin / , , , , , / 5795 Kali Dilihat / 0 Komentar

Pohon ingas merupakan salah satu jenis pohon dari 34 jenis anggota marga Gluta. Tanaman ini secara taksonomi mempunyai susunan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Genus : Angiospermae, Ordo : Sapindales , Famili : Anacardiaceae Genus : Gluta, Species : Gluta renghas L , Sinonim : Melanorrhoea Wallich Ciri-Ciri Morfologi: Secara fisik, pohon ingas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berhabitus pohon, ketinggian dapat mencapai 45-50 m. Tajuk lebat dan melebar, berbentuk kubah, dengan percabangan yang besar dan panjang. Batang biasanya silindris, kadang berlekuk di dekat pangkalnya, kadang-kadang berbatang banyak (simpodial). Diameter batang berukuran hingga 90–120 cm. Sering berakar banir hingga setinggi 4 m, kadang-kadang dengan akar tunjang. Kulit luar batang bertekstur kasar, memecah, atau mengelupas seperti sisik. Warna kulit batang jingga merah, cokelat kemerahan, abu-abu kemerahan, atau cokelat keabu-abuan, sering dengan noda-noda getah berwarna tar (kehitaman). Kulit dalam berwarna kemerahan atau kemerah jambuan, dengan getah berwarna pucat atau gelap, yang lama kelamaan menghitam bila kena udara. Getah amat beracun, dapat melukai kulit atau menimbulkan iritasi hebat, getah dengan sifat yang demikian itu menyebabkan ingas mendapatkan julukan pohon bergetah panas Daun bertipe daun tunggal, warna hijau, tepi rata, ujung runcing, bertangkai, tanpa daun penumpu, tersusun dalam spiral, acapkali mengelompok membentuk karangan semu, tulang daun menjari Bunga-bunga waktu muda hijau, tua merah jambu, tersusun dalam malai di ketiak; masing-masing berkelamin ganda (hermaprodit); kelopak laksana cawan, cepat rontok; mahkota (4–)5(–8), gugur atau menetap dan membesar bersama buah; benang sari (4)5(7), 10, atau banyak. Buah berupa buah batu beruang satu; bertangkai atau didukung perbesaran mahkota seperti sayap, buah muda berwarna hijau, buah tua berwarna coklat kemerahan Kayu ingas mempunyai sifat dan struktur kayu sebagai berikut: kayu dengan bobot sedang; kerapatannya (berat jenis) berkisar antara (560–)590–870(–960) kg/m³ pada kadar air 15%. Kayu terasnya berwarna merah atau merah darah, yang berangsur-angsur berubah menjadi merah gelap atau cokelat kemerahan gelap setelah terkena matahari; jelas berbeda dari gubalnya yang lebar dan berwarna keabu-abuan, kekuningan, atau cokelat-merah jambu. Serat kayunya berpadu, dengan tekstur halus sedang hingga kasar sedang. Penyusutan kayunya termasuk rendah hingga sedang: dari keadaan segar hingga kadar air 15% sebesar 1,0% dan 1,8%; dan hingga kering tanur sebesar 2,3% dan 4,3% di arah radial dan tangensial berturut-turut. Keawetan kayu rengas tergolong kurang hingga sedang; namun kayu ini termasuk mudah diawetkan. Manfaat pohon ingas/rengas Pohon rengas atau ingas menghasilkan kayu yang indah, kemerahan bergaris-garis, yang dimanfaatkan secara luas untuk furnitur, panel-panel dekorasi, lantai, kayu lapis, serta kerajinan. Dalam ukuran yang besar, kayu rengas dimanfaatkan sebagai tiang dan balok rumah, jembatan, bantalan rel kereta api, lunas perahu, moulding, dan lain-lain. Kandungan getahnya yang berbahaya membatasi kegunaan praktisnya. Untuk dapat memanfaatkan kayunya dengan baik, harus dilakukan upaya untuk mengeringkan getahnya Kayu rengas juga diproses menjadi arang. Resin getahnya dimanfaatkan dalam industri pernis. Biji dari beberapa jenis rengas bisa dimakan setelah dipanggang. Dan salah satu jenis rengas diketahui menghasilkan bahan pewarna. Persebaran Alami Marga atau genus Gluta tersebar secara alami di daerah Madagaskar, India, Burma, Andaman, Indochina, Tiongkok selatan, Thailand, Semenanjung Malaya dan Indonesia kecuali Nusa tenggara. Di berbagai wilayah, termasuk di Indonesia, tanaman ingas ini sudah mulai langka. Kelangkaan populasi ingas ini disebabkan karena tanaman ingas keberadaannya cenderung dihindari karena getahnya yang beracun. Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, pohon ingas sudah sulit ditemukan. salah satu lokasi yang saat ini masih ditemukan adalah di Hutan Adat Wanasadi yang terletak di Dusun Duren, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul. Mitos Pohon Ingas Dihuni Makhluk Ghaib Pohon ingas termasuk pohon yang dimitoskan dihuni oleh makhluk ghaib dan ada pantangan untuk kita kencing di bawah pohon ingas. Hal tersebut tidak lain karena getah pohon ingas yang dapat menimbulkan gatal dan iritasi luar biasa pada kulit. Bayangkan apabila ada orang kencing di bawah pohon ingas, kemudian kena getahnya, bagaimana coba? Oleh: Admin


Post Terkait


Tinggalkan Komentar