Detail Post

Pohon Joho

20 Oktober 2020 / Admin / , , , / 5105 Kali Dilihat / 0 Komentar

Secara taksonomis, joho mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisio : Magnoliophyta, Klasis : Magnoliopsida, Ordo : Myrtales, Familia : Combretaceae, Genus : Terminalia, Species : Terminalia bellirica. Nama sinonim : Myrobalanus bellirica, Terminalia laurinoides Dalam nama lokal tanaman ini mempunyai beberapa nama antara lain: joho, juwo, jaha, jaha kebo, jaha sapi, jaha keling (Jawa), ulu belu (Sumatera), dalam bahasa Sansekerta dikenal dengan nama bibhita dan bibhitaka yang berarti tak kenal takut. Ciri-Ciri Morfologi: Tanaman berhabitus pohon dengan ketinggian dapat mencapai 30 meter. Tajuk berbentuk membulat dan lebar. Batang silindris, tegak berkayu, kulit batang bertekstur kasar, retak halus secara longitudinal, berwarna abu-abu, percabangan simpodial dan cenderung mendatar, warna kulit cabang sama dengan warna batang Daun tunggal, duduk daun mengelompok diujung ranting, bentuk lonjong atau bulat telur, panjang 9-17 cm, lebar 5-8 cm, tepi rrata, ujung tumpul, pangkal runcing, tulang daun menyirip, permukaan halus, tangkai bulat panjang 1-4 cm, warna hijau. menggugurkan daun dimusim kering. Bunga majemuk berbentuk bulir, tangkai silindris panjang 2 cm, warna hijau, kelopak hijau, benangsari pendek, jumlah banyak, berwarna putih, mahkota bentuk tabung putih kekuningan, terdapat di axillary spikes, berbau busuk. Buah kotak (avoid dropes), berisi satu biji berbentuk batu, buah berbentuk bulat panjang 3,5 cm, berbulu, waktu muda Persebaran Alami: Di dunia, joho tersebar di Nepal, India, Sri Lanka, Burma, Thailand, Indo-China, Indonesia dan sepanjang Malaysia. Di Indonesia pohon joho dijumpai di pulau Jawa dan Sumatra, tanaman joho mampu hidup diberbagai iklim di daerah tropis, di kawasan yang briklim kering sampai basah. Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pohon joho termasuk sudah langka. Beberapa tempat yang masih dijumpai pohon joho antara lain: 2 pohon di kawasan sumber air ngeneng, Jragum, Ngeposari, Semanu Gunugngkidul dan koleksi pohon Dinas Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta 1 pohon. Pemanfaatan: Biji Terminalia bellerica dapat dimanfaatkan untuk kepentingan kesehatan antara lain: melindungi hati dan mengobati kondisi pernapasan, seperti infeksi saluran pernapasan, batuk, Sebagai pencahar, menyembuhkan batuk dan pilek, Meningkatkan kesehatan seksual, Mencegah penuaan, Menurunkan kolesterol, sebagai obat kumur, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan sakit tenggorokan. Biji Terminalia bellirica memiliki kandungan minyak sebesar 40%, yang metil ester asam lemaknya memenuhi seluruh persyaratan untuk bio diesel utama di AS (ASTM D 6751-02, ASTM PS 121-99), Jerman (DIN V 51606) dan Uni Eropa (EN 14214), disamping itu bijinya yang rasanya enak seperti kacang dapat dimanfaatkan juga untuk pembuatan makanan antara lain: pengisi coklat seperti mete, pengisi kue dan camilan seperti halnya kacang tanah, dalam konteks peruntukanya sebagai makanan kecil biji joho disebut dengan kacang bedda. Di samping itu, biji joho merupakan penghasil warna alami untuk batik. Biji joho menghasilkan warna hijau. Di dunia kerajinan batik biji joho dihargai hingga Rp 15.000 per kg. Mitos Pohon Joho Pohon joho seringkali dimitoskan dihuni oleh makhluk ghaib, yaitu genderuwo. Hal ini tidak lepas dari perawakan pohon joho yang tinggi besar yang seringkali menimbulkan kesan seram. Apalagi ditambah dengan bunganya yang berbau busuk pada saat mekar, semakin menimbulkan kesan seram dari pohon joho. Mitos ini juga menjadi salah satu penyebab pohon joho saat ini keberadaannya semakin langka. Masyarakat enggan menanam pohon ini dikarenakan khawatir bahwa nantinya pohon ini akan dihuni oleh genderuwo.


Post Terkait


Tinggalkan Komentar