Detail Post

Restorasi Ekosistem Gumuk Pasir dengan Penataan Vegetasi

16 November 2016 / Admin / , , , , / 10152 Kali Dilihat / 0 Komentar

Restorasi Ekosistem Gumuk Pasir dengan Penataan Vegetasi

 

                Gumuk Pasir (Sand dunes) merupakan bioma unik yang dimiliki Daerah Istimewa Yogyakarta dan merupakan satu-satunya gumuk pasir di Asia Tenggara. Sebagai wilayah yang beriklim tropis, keberadaan gumuk pasir di pesisir Pantai Parangtritis semakin terasa unik, karena kondisi alam seperti  ini biasanya hanya dijumpai di daerah gurun.

                Gumuk pasir merupakan sebuah bentukan alam/alami yang disebabkan oleh proses angin yang disebut sebagai bentang alam eolean (eolean morphology). Angin yang membawa pasir akan membentuk bermacam-macam bentuk dan tipe gumuk pasir, salah satunya adalah gumuk pasir berbentuk bulan sabit atau disebut juga tipe barchan yang ada di Gumuk Pasir Pantai Parangtritis. Gumuk pasir (sand dune) didominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan yang sangat jarang. Pasir yang membentuk Gumuk Pasir Pantai Parangtritis berasal dari erupsi Merapi yang terbawa oleh arus sungai hingga ke pantai dan kemudian terbawa oleh angin hingga membentuk barchan.

                Menurut pakar gumuk pasir dari Fakultas Geografi UGM, Professor Soenarto, Gumuk Pasir Parangtritis mempunyai beberapa fungsi, diantaranya:

  1. Fungsi Intrinsik (tidak dapat dilihat), yaitu Gumuk Pasir Parangtritis merupakan satu kesatuan tetenger berdirinya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Keberadaan Gumuk PAsir menyatu dengan kawasan budaya Cepuri yang berada dekat dengan zona inti. Di Cepuri tersebut, terdapat Watu Gilang yang konon menjadi tempat duduk Danang Sutawijaya pendiri Kesultanan Mataram dimana saat mendirikan Kesultanan menghadapi gejolak masyarakat, yang digambarkan dengan gejolak laut. Disamping gelombang laut juga ada gejolak lain tapi kecil, yaitu digambarkan dengan Gumuk Pasir;
  2. Fungsi Resible; Gumuk Pasir merupakan resapan bagi akuifer terbatas karena Gumuk Pasir tidak mengikuti sistem DAS yang lain tetapi tersendiri;
  3. Gumuk Pasir memiliki bentukan barchan yang dapat berfungsi sebagai penangkal tsunami. Menurut pengukuran, tinggi barchan Gumuk Pasir Parangtritis dapat mencapai 17 m dpl, sedangkan tsunami tertinggi mencapai 15 m dpl sehingga dikatakan bahwa Gumuk Pasir dapat berfungsi sebagai penangkal tsunami.
  4. Kawasan Gumuk Pasir merupakan kawasan penelitian yang penting, mengingat Gumuk Pasir Parangtritis merupakan satu-satunya Gumuk Pasir di Asia Tenggara. Peneliti Gumuk Pasir tidak hanya berasal dari DIY saja, namun juga dari negara-negara lain di Asia Tenggara;

Jarangnya vegetasi asli yang tumbuh di kawasan Gumuk Pasir menyebabkan kawasan ini sering dianggap memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang rendah. Hal ini tidak  tepat mengingat banyak sedikitnya jumlah spesies perlu melihat karakter/sistem ekologinya. Tumbuhan asli gumuk pasir umumnya tumbuhan yang memiliki daun kecil seperti duri dan berakar panjang (xerophytic). Jenis tumbuhan tersebut diantaranya adalah Widara laut (Ziziphus mauritiana), Siwalan (Borassus flabellifer), Rumput gulung (Spinifex littoreus), Tapak kambing (Ipomoea pes-caprae), dan Pandan (Pandanus tectorius). Zona belakang ekosistem Gumuk Pasir ditandai oleh Dadap laut (Inga sp.) dan Nyamplung (Callophylum inophylum).

  1. Adanya anggapan bahwa kawasan Gumuk Pasir memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang rendah ini telah menyebabkan dijalankannya kebijakan untuk melakukan penghijauan kawasan Gumuk Pasir selama bertahun-tahun. Berdasarkan hasil Kajian Baku Kerusakan Pantai dan Pesisir yang dilaksanakan oleh BLH DIY, disimpulkan bahwa:
  2. Pengamatan kondisi tutupan vegetasi di zona inti Gumuk Pasir tahun 2008 dan 2016 terjadi perbedaan yang sangat besar;
  3. Hasil citra satelit pada tahun 2008 di zona inti Gumuk Pasir keberadaan tutupan vegetasi hanya mencapai kurang lebih 5%, sehingga proses  terbentuknya barchan masih aktif;
  4. Untuk saat ini tahun 2016 hasil citra satelit kondisi tutupan vegetasi di zona inti gumuk pasir sudah cukup besar di atas 80% sehingga proses terbentuknya barchan sulit terjadi;

Sulitnya pembentukan barchan karena terhalang oleh tutupan vegetasi di wilayah pantai menyebabkan luasan Gumuk Pasir terus berkurang. Jika hal tersebut dibiarkan secara terus-menerus, maka bukan tidak mungkin bahwa suatu saat nanti Gumuk Pasir Parangtritis akan punah. Jika pada awal tahun 1980-an luasan Gumuk Pasir mencapai 500 ha, maka saat ini luasannya tinggal 141 ha.

                Konservasi gumuk pasir dapat dilakukan denga beberapa cara, yaitu:

  • Preservasi, yaitu menjaga agar ekosistem gumuk pasir tetap pada kondisinya sekarang;
  • Reklamsi, yaitu menstabilkan ekosistem gumum pasir agar tidak rusak akibat alam dan antropogenik;
  • Rehabilitasi, yaitu mengembalikan ekosistem gumuk pasir yang sudah rusak menjadi tidak rusak meskipun dengan kondisi yang berbeda dari semula, dan;
  • Restorasi, yaitu mengembalikan ekosistem gumuk pasir yang telah rusak menjadi kondisi seperti semula.

Dari beberapa metode konservasi gumuk pasir tersebut, menurut Soenarto (2016), yang paling tepat adalah metode konservasi gumuk pasir dengan restorasi yaitu dengan mengembalikan ekosistem gumuk pasir ke kondisi semula. Barchan-barchan di gumuk pasir dapat "hidup kembali", apabila memenuhi syarat hidup sebagai berikut:

1) Pantainya berpasir;

2) Tipe gisik disipatif atau energi gelombangnya terhambur;

3) Pasir kering dengan kadar lengas kurang dari 2%;

4) Pasokan pasir 15-60%;

5) Aktif di musim kemarau dan inaktif di musim hujan;

6) Pengaruh angin 70-90%;

7) Luasan vegetasi 0-10%;

8) Lingkungan yang tenggar atau leluasa tanpa penghalang.

Mengingat pada kondisi sekarang luasan tutupan vegetasi di kawasan gumuk pasir sangat besar, yaitu mencapai lebih dari 80% luas kawasan sehingga angin yang membentuk barchan terhalang, maka diperlukan upaya penataan vegetasi sebagai langkah awal restorasi gumuk pasir. Penataan vegetasi perlu dilakukan terhadap:

  1. Vegetasi yang menghalangi angin dari arah laut selatan, yaitu vegetasi yang terletak dibagian depan pantai perlu dihilangkan. Tutupan vegetasi dibagian yang menghadap pantai ini selama ini telah membantu kegiatan pertanian, tambak udang dan pemukiman. Apabila vegetasi di bagian ini dihilangkan, maka lahan-lahan tersebut akan tertutup pasir dan tidak dapat berproduksi lagi, namun akan dapat mengembalikan bioma Gumuk Pasir seperti asalnya;
  2. Vegetasi introduksi atau bukan asli kawasan Gumuk Pasir, perlu dikurangi. Pohon Cemara Udang dan Akasia merupakan tanaman introduksi yang banyak ditanam untuk penghijauan kawasan Gumuk Pasir. Tanaman-tanaman tersebut terindikasi merupakan jenis invasif yang menghambat tumbuhnya spesies asli kawasan sehingga perlu dikurangi atau bahkan dihilangkan, sedangkan vegetasi asli kawasan perlu dipertahankan;
  3. Vegetasi asli ekosistem gumuk pasir perlu dipertahankan. Secara alami, jumlah vegetasi asli ekosistem gumuk pasir tidak akan berkembang melebihi 10% luasan kawasan sehingga tidak akan menghambat proses terbentuknya barchan oleh angin. Beberapa jenis vegetasi asli ekosistem gumuk pasir telah disebutkan diatas;
  4. Vegetasi pada zona kurang lebih 50 meter disebelah selatan JJLS perlu dipertahankan. JJLS merupakan jalur ekonomi masyarakat dan letaknya cukup jauh dari kawasan pantai. Vegetasi pada zona tersebut perlu dipertahankan untuk melindungi jalan raya dari pasir yang dapat menyebabkan jalan menjadi licin dan rawan kecelakaan dan juga untuk mempertahankan jalur ekonomi masyarakat;

                Selanjutnya, upaya restorasi Gumuk Pasir dapat dilakukan dengan membagi kawasan pengelolaannya menjadi beberapa zona, yaitu: a) Zona terbatas seluas 95,3 ha untuk pemukiman kepadatan sedang, pariwisata, fasilitas umum, serta perdagangan dan jasa; b) Zona inti seluas 141,1 ha yang harus bebas dari bangunan dan tanaman, dan; c) Zona penunjang seluas 176,4 ha untuk perkantoran, hutan pantai, pariwisata, tanaman hortikultura, serta perdagangan dan jasa.

                Dengan adanya penataan vegetasi, maka diharapkan kawasan Gumuk Pasir dapat kembali kepada bentuk dan fungsinya semula. Kawasan Gumuk Pasir merupakan suatu kawasan yang unik yang penting secara ekologi, selain sebagai salah satu ciri keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta!(Dari berbagai sumber-Ranti)

 



Post Terkait

Habitat Alami sebagai Solusi Kepunahan Spesies

Habitat Alami sebagai Solusi K...

Habitat Alami sebagai Solusi Kepunahan Spesies Oleh: Subbid...

03 Oktober 2017 / 0

Belimbing

Belimbing...

Belimbing (Averrhoa carabola...

05 Juli 2017 / 0


Tinggalkan Komentar